Thursday, December 16, 2004

Email dari Teman | Maafkan dan Lupakan

Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir;

HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu;

HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu ?" Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir.

Monday, November 29, 2004

Email dari Teman | 3 Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.

Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda

Pemuda : Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya

Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan ; 1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya 2. Apakah yang dinamakan takdir 3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras. Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?

Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit Kyai

Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda : Ya

Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda : Saya tidak bisa

Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda : Tidak

Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda : Tidak

Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir

Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda : kulit

Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda : kulit

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : sakit

Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

Friday, October 22, 2004

Email dari Teman | Konferensi Iblis dan Syaitan

Dalam pembukaannya konferensi tsb dikatakannya: "Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid", "Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran", "Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan tuhan mereka Allah dan pembawa risalahNya Muhammad", "Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh."

"Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah".

"Inilah yang akan kita lakukan," kata iblis.

"Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada Allah dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!"

"Bagaimana kami melakukannya?" tanya para hadirin yaitu iblis, syaitan, dan jin.

Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipudaya untuk menyibukkan fikiran mereka," jawab sang iblis

"Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA DAN BELANJA SERTA BERHUTANG, BERHUTANG DAN BERHUTANG".

"Bujuk para istri untuk bekerja diluar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong."

"Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka."

"Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja". "Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan dirumah."

"Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan".
"Dorong mereka untuk menyetel TV, VCD, CD dan PC dirumah sepanjang hari.

Bunyikan musik terus menerus disemua restoran maupun toko2 didunia ini.

"Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Allah dan RasulNya"

"Penuhi meja-meja rumah merka dengan majalah-majalah dan tabloid".

"Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari".

"Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan dijalanan". "Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.

"Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus dimajalah dan TV, untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka"

"Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala".

"Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari diluaran"

"Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga"

"Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat."

"Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ketempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop."

Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK DAN SIBUK."

"Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti, sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.

"Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah." "Dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan/kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah)."

“PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL." "RENCANA YANG BAGUS."


Iblis, syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas MEMBUAT MUSLIMS MENJADI LEBIH SIBUK, LEBIH KALANG KABUT, DAN SENANG HURA-HURA". "Dan hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta."

"Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan Allah dan RasulNya".

Sekarang pertanyaan saya adalah, " APAKAH RENCANA IBLIS INI AKAN BERHASIL???"

"ANDALAH YANG MENENTUKAN!!!"

NASEHAT YANG JITU

Pada suatu hari Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabi'ah. Ia meminta nasehat kepada Ibrahim agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya.

Ia berkata, "Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya!"

Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, "Jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang kuajukan, aku tidak keberatan kau berbuat dosa."

Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar Jahdar balik bertanya, "Apa saja syarat-syarat itu, ya Aba Ishak?"

"Syarat pertama, jika engkau melaksanakan perbuatan maksiat, janganlah kau memakan rezeki Allah," ucap Ibrahim.

Jahdar mengernyitkan dahinya lalu berkata, "Lalu aku makan dari mana? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rezeki Allah?"

"Benar," jawab Ibrahim dengan tegas. "Bila engkau telah mengetahuinya, masih pantaskah engkau memakan rezeki-Nya, sementara Kau terus-menerus melakukan maksiat dan melanggar perintah-perintahnya?"

"Baiklah," jawab Jahdar tampak menyerah. "Kemudian apa syarat yang kedua?"
"Kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya," kata Ibrahim lebih tegas lagi.

Syarat kedua membuat Jahdar lebih kaget lagi. "Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah?"

"Benar wahai hamba Allah. Karena itu, pikirkanlah baik-baik, apakah kau masih pantas memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kau terus berbuat maksiat?" tanya Ibrahim.

"Kau benar Aba Ishak," ucap Jahdar kemudian. "Lalu apa syarat ketiga?" tanya Jahdar dengan penasaran.
"Kalau kau masih bermaksiat kepada Allah, tetapi masih ingin memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempar bersembunyi dari-Nya."

Syarat ini membuat lelaki itu terkesima. "Ya Aba Ishak, nasihat macam apa semua ini? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?"

"Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rezeki-Nya, tinggal di bumi-Nya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya, pantaskah kau melakukan semua itu?" tanya Ibrahin kepada Jahdar yang masih tampak bingung dan terkesima. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabi'ah tidak berkutik dan membenarkannya.

"Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakan sekarang apa syarat keempat?"

"Jika malaikat maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal saleh."

Jahdar termenung. Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukannya selama ini. Ia kemudian berkata, "Tidak mungkin... tidak mungkin semua itu aku lakukan."

"Wahai hamba Allah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara apa kau dapat menghindari murka Allah?"

Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya syarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir. Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasihat kepada lelaki itu.

"Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamat nanti, janganlah kau bersedia ikut dengannya dan menjauhlah!"

Lelaki itu nampaknya tidak sanggup lagi mendengar nasihatnya. Ia menangis penuh penyesalan. Dengan wajah penuh sesal ia berkata, "Cukup…cukup ya Aba Ishak! Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarnya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan beristighfar dan bertaubat nasuha kepada Allah."


Jahdar memang menepati janjinya. Sejak pertemuannya dengan Ibrahim bin Adham, ia benar-benar berubah. Ia mulai menjalankan ibadah dan semua perintah-perintah Allah dengan baik dan khusyu'.

Ibrahim bin Adham yang sebenarnya adalah seorang pangeran yang berkuasa di Balakh itu mendengar bahwa di salah satu negeri taklukannya, yaitu negeri Yamamah, telah terjadi pembelotan terhadap dirinya. Kezaliman merajalela. Semua itu terjadi karena ulah gubernur yang dipercayainya untuk memimpin wilayah tersebut.

Selanjutny, Ibrahim bin Adham memanggil Jahdar bin Rabi'ah untuk menghadap. Setelah ia menghadap, Ibrahim pun berkata, "Wahai Jahdar, kini engkau telah bertaubat. Alangkah mulianya bila taubatmu itu disertai amal kebajikan. Untuk itu, aku ingin memerintahkan engkau untuk memberantas kezaliman yang terjadi di salah satu wilayah kekuasaanku."

Mendengar perkataan Ibrahim bin Adham tersebut Jahdar menjawab, "Wahai Aba Ishak, sungguh suatu anugrah yang amat mulia bagi saya, di mana saya bisa berbuat yang terbaik untuk umat. Dan tugas tersebut akan saya laksanakan dengan segenap kemampuan yang diberikan Allah kepada saya. Kemudian di wilayah manakah gerangan kezaliman itu terjadi?"

Ibrahim bin Adham menjawab, "Kezaliman itu terjadi di Yamamah. Dan jika engkau dapat memberantasnya, maka aku akan mengangkat engkau menjadi gubernur di sana."

Betapa kagetnya Jahdaar mendengar keterangan Ibrahim bin Adham. Kemudian ia berkata, "Ya Allah, ini adalah rahmat-Mu dan sekaligus ujian atas taubatku. Yamamah adalah sebuah wilayah yang dulu sering menjadi sasaran perampokan yang aku lakukan dengan gerombolanku. Dan kini aku datang ke sana untuk menegakkan keadilan. Subhanallah, Maha Suci Allah atas segala rahmat-Nya."

Kemudian, berangkatlah Jahdar bin Rabi'ah ke negeri Yamamah untuk melaksanakan tugas mulia memberantas kezaliman, sekaligus menunaikan amanah menegakkan keadilan. Pada akhirnya ia berhasil menunaikan tugas tersebut, serta menjadi hamba Allah yang taat hingga akhir hayatnya.

Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Wednesday, September 22, 2004

Kehilangan Bukan Segalanya

Suatu ketika seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tak bisa memungut sepatu yang tadi terlepas. Namun,si bapak tua itu kemudian melepas sepatunya yang sebelah dan malah melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Si bapak tua dalam cerita di atas mengajarkan bahwa tak ada gunanya mempertahankan sesuatu hanya karena dia ingin memilikinya atau karena dia tidak ingin orang lain memiliki barang berharga miliknya.

Kita kerap kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu sebenarnya terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Contoh di atas tak hanya diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal-hal baik. Ini semua dimaksudkan, agar kita bisa menjadi lebih dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu kerap harus terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita tadi, kadang kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Bisa jadi, peristiwa itu terjadi agar si bapak tua kelak mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik. Satu sepatu hilang.
Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang menemukannya.

Berkeras mempertahankan sesuatu yang bukan kehendak-Nya, tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan sesuatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskan itu semua.

(Sumber: Buku Losing is Winning/MSN)

Saturday, August 14, 2004

KALUNG ANISA

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik.

Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.

Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya.

"Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... "

Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 15,000.

Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten...

"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki Kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"

Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih..., Ibu"

Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.

Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"

"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.
Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah?".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya..."Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?" Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya.

Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa"

Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa..."Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"

Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan. Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Sumber : Daarut tauhiid

Monday, May 24, 2004

Fadil membidik pasar IT UKM

Awal 1992, Fadil Fuad Basymeleh, masih berusia 20 tahun tatkala memutuskan masuk dunia wirausaha. Kala itu, dia masih kuliah semester III di Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun karena ingin segera menikah maka harus bisa mencari nafkah sendiri.
"Waktu itu saya bilang ke orang tua bahwa saya ingin menikah. Orang tua saya menjawab, anak isterimu nanti mau dikasih makan apa? Wah, saya tertantang dan saya yakin kalau mau berusaha pasti Tuhan akan membantu," kata Fadil mengenang. Bisnis Indonesia

Transkrip pidato Larry Ellison, CEO dari ORACLE

Transkrip pidato Larry Ellison, CEO dari ORACLE, di sebuah acara wisuda sarjana di Universitas Yale.

"Graduates of Yale University, I apologize if you have endured this type of prologue before, but I want you to do something for me. Please, take a go look around you. Look at the classmate on your left. Look at the classmate on the right. Now, consider this: Five years from now, ten years, even thirty years from now, odds are the person on your left is going to be a loser.
The person on your right,meanwhile, will also be a loser. And you, in the middle? What can you expect?
Loser. Loserhood. Loser Cum Laude.

In fact, as I look out before me today, I don't see a thousand hopes for a bright tomorrow. I don't see a thousand future leaders in a thousand industries. I see a thousand losers. You're upset. That's understandable. After all, how can I, Lawrence'Larry'
Ellison, college dropout, have the audacity to spout such heresy to the graduating class of one of the nation's most pretigious institutions?

I'll tell you why .. Because I, Lawrence 'Larry'
Ellison, second richest man on the planet, am a college dropout, and you are not.Because Bill gates, the richest man on the planet -- for now, anyway -- is a college dropout, and you are not.Because Paul Allen, the third richest man on the planet, dropped out of college, and you did not. And for good measure, because Michael Dell, No.9 on the list and moving up fast, is a college dropout, and you, yet again, are not.

Hmmm. you're very upset. That's understandable. So let me stroke your egos for a moment by pointing out, quite sincerely, that your diplomas were not attained in vain. Most of you, I imagine, have spent four to five years here, and in many ways what you have learned and endured will serve you well in the years ahead. You've established good work habits. You've established a network of people that will help you down the road. And you've established what will be lifelong relationships with the word 'therapy'.

All that of is good. For truth, you will need that network. You will need those strong work habits. You will need that therapy. You will need them because you didn't dropout, and so you will never be among the richest people in the world. Oh sure, you may, perhaps, work your way up to No.10 or No.11, like Steve Ballmer. But then, I don't have to tell you who he really works for, do I?

And for the record, he dropped out of grad school.

Bit of a late bloomer.

Finally, I realize that many of you, and hopefully by now most of you, are wondering, "Is there anything I can do? Is there any hope for me at all?" Actually, no. It's too late. You've absorbed too much, think you know too much. You're not 19 anymore. You have a built-in cap, and I'm not referring to the mortar boards on your heads. Hmm. you're really very upset.
That's understandable. So perhaps this would be a good time to bring up the silver lining. Not for you, Class of '00. You are a write-off, so I'll let you slink off to your pathetic $ 200,000-a-year jobs, where your check will be signed by former classmate who dropped out two years ago.

Instead, I want to give hope to any underclassmen here today. I say to you, and I can't stress this enough:
leave. Pack your things and your ideas and don't comeback. Drop out. Start up. For I can tell you that a cap and gown will keep you down just as surely as these security guards dragging me off."
(by way of RJP/itb)

KOMPAS EKSEKUTIF - Selasa, 27 April 2004

DI tengah hiruk-pikuk dan pesimisme sebagian orang mengenai kampanye pemilihan umum di Tanah Air, ada pengusaha Indonesia justru optimistis dan memilih mencari peluang ke luar negeri. Itulah Fadil Fuad Basymeleh (32), Presiden Direktur PT Senayan Abadi Computer (SAC). Ia mengibarkan bendera produknya, Zahir Accounting, di pameran teknologi internasional terbesar dunia, CEBIT 2004 di Hannover, Jerman, akhir Maret 2004. Pameran itu diikuti 7.200 perusahaan dari 150 negara serta dikunjungi 600.000 pengunjung. Fadil merupakan pencipta sekaligus pemegang merek software Zahir Accounting, sebuah sistem akuntansi, terutama untuk usaha kecil menengah (UKM). KOMPAS EKSEKUTIF - Selasa, 27 April 2004

Tawakal Kunci Sukses

''Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah pasti membukakan jalan keluar dari segala macam kesulitan dan menganugrahinya rezeki dari pintu yang tidak terduga-duga.'' Demikianlah salah satu janji Allah SWT dalam Alquran. Dan Allah tak pernah bohong dengan janji-Nya. Hal itu sudah dibuktikan oleh Fadil Fuad Basymeleh. Lelaki kelahiran Surabaya, 6 November 1971 itu berkali-kali mendapatkan anugrah dari pintu yang tak disangka-sangka .... (Koran Republika)

Wednesday, May 12, 2004

Usaha pertamaku membuat account di blogger

Karena banyak orang ribut tentang blogger, aku coba-coba buat account di sini, entah kenapa yang penting aku buat saja, mungkin akan berguna entah bagi siapa.