Tuesday, April 29, 2008

EIGHT LIES OF MOTHER ( Delapan kebohongan Ibu)

A Story that I cannot forget....

(sebuah cerita yang tak dapat aku lupakan.....)

1. The story began when I was a child; I was born as a son of a poor family. Even for eating, we often got lack of food. Whenever the time for eating, mother often gave me her portion of rice. While she was removing her rice into my bowl, she would say "Eat this rice, son. I'm not hungry".

That was Mother's First Lie.

1. Cerita ini dimulai ketika aku masih kecil, saya terlahir sebagai anak lelaki dari sebuah keluarga miskin. Yang terkadang untuk makan pun kita sering kekurangan. Kapanpun ketika waktu makan, ibu selalu memberikan bagian nasi nya untuk saya. Ketika beliau mulai memindahkan isi mangkuknya ke mangkuk saya, dia selalu berkata "Makanlah nasi ini anak ku. Aku tidak lapar"

ini adalah kebohongan Ibu yang pertama.

2. When I was getting to grow up, the persevering mother gave her spare time for fishing in a river near our house, she hoped that from the fishes she got, she could gave me a little bit nutritious food for my growth. After fishing, she would cook the fishes to be a fresh fish soup, which raised my appetite. While I was eating the soup, mother would sit beside me and eat the rest meat of fish, which was still on the bone of the fish I ate. My heart was touched when I saw it. I then used my chopstick and gave the other fish to her. But she immediately refused it and said "Eat this fish, son. I don't really like fish."

That was Mother's Second Lie.

2. Ketika aku mulai tumbuh dewasa, dengan tekun nya ibu menggunakan waktu luangnya untuk memancing di sungai dekat rumah kami, dia berharap jika dia mendapatkan ikan, dia dapat memberikan aku sedikit makanan yang bergizi untuk pertumbuhan ku. Setelah memancing, dia akan memasak ikan tersebut menjadi sup ikan segar yang meningkatkan selera makan ku. Ketika aku memakan ikan tersebut, ibu akan duduk disebelah ku dan memakan daging sisa ikan tersebut, yang masih menempel pada tulang ikan yang telah aku makan. Hatiku tersentuh sewaktu melihat hal tersebut, aku menggunakan sumpitku dan memberikan potongan ikan yang lain kepadanya. Tetapi dia langsung menolaknya dengan segera dan mengatakan " Makanlah ikan itu nak, aku tidak seberapa menyukai ikan"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke dua


3. Then, when I was in Junior High School, to fund my study, mother went to an economic enterprise to bring some used-matches boxes that would be stuck in. It gave her some money for covering our needs. As the winter came, I woke up from my sleep and looked at my mother who was still awoke, supported by a little candlelight and within her perseverance she continued the work of sticking some used-matches box. I said, "Mother, go to sleep, it's late, tomorrow morning you still have to go for work." Mother smiled and said "Go to sleep, dear. I'm not tired."

That was Mother's Third Lie.

3. Kemudian, ketika aku berada di bangku sekolah menengah, untuk membiayai pendidikan ku, ibu pergi ke sebuah badan ekonomi (KUD) dan membawa kerajinan dari korek api bekas. kerajinan tersebut menghasilkan sejumlah uang untuk menutupi kebutuhan kami. Ketika musim semi datang, aku terbangun dari tidurku dan melihat ibuku yang masih terjaga, dan ditemani cahaya lilin kecil dan dengan ketekunan nya dia melanjutkan pekerjaan nya menyulam. Aku berkata "Ibu, tidurlah, sekarang sudah malam, besok pagi kamu masih harus pergi bekerja." Ibu tersenyum dan berkata "Pergilah tidur, sayang. Aku tidak Lelah."

Itu adalah kebohongan ibu yang ke tiga

4. At the time of final term, mother asked for a leave from her work in order to accompany me. While the daytime was coming and the heat of the sun was starting to shine, the strong and persevering mother waited for me under the heat of the sun's shine for several hours. As the bell rang, which indicated that the final exam had finished, mother immediately welcomed me and poured me a glass of tea that she had prepared before in a cold bottle. The very thick tea was not as thick as my mother's love, which was much thicker. Seeing my mother covering with perspiration, I at once gave her my glass and asked her to drink too. Mother said "Drink, son. I'm not thirsty!”

That was Mother's Fourth Lie.

4. Pada saat Ujian akhir, ibu meminta izin dari tempat ia bekerja hanya untuk menemaniku. Pada saat siang hari dan matahari terasa sangat menyengat, dengan tabah dan sabar ibu menugguku dibawah terik sinar matahari untuk beberapa jam lamanya. Dan setelah bel berbunyi, yang menandakan waktu ujian telah berakhir, Ibu dengan segera menyambutku dan memberikan ku segelas teh yang telah beliau siapkan sebelumnya di botol dingin. kental nya teh terasa tidak sekental kasih sayang dari Ibu, yang terasa sangat kental. Melihat ibu menutup botol tersebut dengan rasa haus, langsung saya memberikan gelasku dan memintanya untuk minum juga. Ibu berkata "Minumlah, nak. Ibu tidak haus!"

Itu kebohongan ibu yang ke empat

5. After the death of my father because of illness, my poor mother had to play her role as a single parent. By held on her former job, she had to fund our needs alone. Our family's life was more complicated. No days without sufferance. Seeing our family's condition that was getting worse, there was a nice uncle who lived near my house came to help us, either in a big problem and a small problem. Our other neighbors who lived next to us saw that our family's life was so unfortunate; they often advised my mother to marry again. But mother, who was stubborn, didn't care to their advice; she said "I don't need love."

That was Mother's Fifth Lie.

5. Setelah kematian ayahku yang disebabkan oleh penyakit, Ibuku tersayang harus menjalankan peran nya sebagai orang tua tunggal. dengan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu, dia harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kami sendiri. Hidup keluargaku menjadi semakin kompleks. Tak ada hari tanpa kesusahan. Melihat keadaan keluargaku pada saat itu yang semakin memburuk, ada seorang paman yang tinggal dekat rumahku datang untuk menolong kami, baik masalah yang besar dan masalah yang kecil. Tetangga kami yang lain yang tinggal dekat dengan kita melihat kehidupan keluarga kami sangat tidak beruntung, Mereka sering menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang sangat keras kepala, tidak memperdulikan nasihat mereka, dia berkata " Saya tidak butuh cinta"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke lima


6. After I had finished my study and then got a job, it was the time for my old mother to retire. But she didn't want to; she was sincere to go to the marketplace every morning, just to sell some vegetable for fulfilling her needs. I, who worked in the other city, often sent her some money to help her in fulfilling her needs, but she was stubborn for not accepting the money. She even sent the money back to me. She said "I have enough money."

That was Mother's Sixth Lie.

6. Setelah saya menyelesaikan pendidikanku dan mendapatkan sebuah pekerjaan. itu adalah waktu bagi ibuku untuk beristirahat. Tetapi dia tetap tidak mayu; dia sangat bersungguh-sungguh pergi ke pasar setiap pagi, hanya untuk menjual beberapa sayuran untuk memenuhi kebutuhan nya. Saya, yang bekerja di kota yang lain, sering mengirimkan beliau sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan nya, tetapi Beliau tetap keras kepala untuk tidak menerima uang tersebut. Beliau sering mengirim kembali uang tersebut kepadaku. Beliau berkata "Saya punya cukup uang"

itu adalah kebohongan ibu yang ke enam

7. After graduated from Bachelor Degree, I then continued my study to Master Degree. I took the degree, which was funded by a company through a scholarship program, from a famous University in America. I finally worked in the company. within a quite high salary, I intended to take my mother to enjoy her life in America. But my lovely mother didn't want to bother her son; she said to me "I'm not used to."

That was Mother's Seventh Lie.

7. Setelah lulus dari program sarjana, kemudian saya melanjutkan pendidikan saya ke tingkat Master, saya mengambil pendidikan tersebut, dibiayai oleh sebuah perusahaan melalui sebuah program beasiswa, dari sebuah Universitas terkenal di Amerika. Akhirnya saya bekerja pada perusahaan tersebut. Dengan gaji yang lumayan tinggi, saya berniat untuk mengambil Ibu dan mengajak nya untuk tinggal di amerika. Tetapi Ibuku tersayang tidak mau merepotkan anak lelakinya, Beliau berkata kepadaku "Saya tidak terbiasa"

itu adalah kebohongan ibu yang ke tujuh


8. After entering her old age, mother got a flank cancer and had to be hospitalized. I, who lived in miles away and across the ocean, directly went home to visit my dearest mother. She lied down in weakness on her bed after having an operation. Mother, who looked so old, was staring at me in deep yearn. She tried to spread her smile on her face; even it looked so stiff because of the disease she held out. It was clear enough to see how the disease broke my mother's body, thus she looked so weak and thin. I stared at my mother within tears flowing on my face. My heart was hurt, so hurt, seeing my mother on that condition. But mother, with her strength, said "Don't cry, my dear. I'm not in pain."

That was Mother's Eight Lie.

8. Sewaktu memasuki masa tua nya, ibu terkena kanker tenggorokan dan harus dirawat di rumah sakit. Saya yang terpisah sangat jauh dan terpisah oleh lautan, segera pulang ke rumah untuk mengunjungi ibuku tersayang. Beliau terbaring lemah ditempat tidurnya selepas selesai menjalankan operasi. Ibu yang terlihat sangat tua, menatapku dengan tatapan rindu yang dalam. Beliau mencoba memberikan senyum diwajahnya. meskipun terlihat sangat menyayat dikarenakan penyakit yang dideritanya. Itu sangat terlihat jelas bagaimana penyakit tersebut menghancurkan tubuh ibuku. dimana beliau sangat terlihat lemah dan kurus. Saya mulai mencucurkan airmata di pipi dan menangis. Hatiku sangat terluka, teramat sangat terluka, melihat ibuku dengan keadaan yang demikian. Tetapi ibu, dengan segala kekuatannya, berkata "jangan menangis, anakku sayang, Ibu tidak sakit"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke delapan

After saying her eighth lie, my dearest mother closed her eyes forever!

setelah megatakan kedelapan kebohongan nya, Ibuku tersayang menutup matanya untuk selamanya!

With Kind Regards

Mohammad Usman
Jeddah
SAUDI ARABIA

Saturday, April 26, 2008

Muamalah Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Muamalahmu Terhadap Hamba-Nya

Muamalah Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Muamalahmu Terhadap Hamba-Nya

Di dalam sebuah Hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah ta'ala hanya merahmati hamba-hambaNya yang pengasih." (HR. Bukhari).

Bukankahperbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan?, barang siapa yangmengasihi makhluk, maka ia akan dikasihi al-Kholiq (pencipta),Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang pengasih akan di kasihi Dzat yang Maha Pengasih, kasihilah yang di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu." (HR. Tirmidzi).

Balasan suatu perbuatan sesuai dengan perbuatan tersebut.


Allahta'ala bermuamalah dengan hamba sesuai muamalah hamba terhadapsesamanya, maka bermuamalah-lah dengan hamba Allah ta'ala denganmuamalah yang mana engkau mengharapkan Allah ta'ala bermuamalah sepertiitu terhadapmu.

Allah ta'ala berfirman: "Dan jika kamumemaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnyaAllah ta'ala Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. at-Taghobun: 14). firman Allah ta'ala: "Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin jika Allah ta'ala mengampunimu." (QS. an-Nuur: 22).

Hendaklah engkau senantiasa meringankan beban orang lain supaya Allah ta'ala meringankan bebanmu.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang menolong kesusahan orang muslim, maka Allah ta'ala akan menolongnya dari kesusahan pada hari kiamat." (HR. Bukhari).

Beliau juga bersabda: "Barang siapa yang menyelamatkan orang dari kesusahan, maka Allah ta'ala akan menyelamatkannya dari kesusahan pada hari kiamat." (HR. Ahmad).

Tolonglah orang yang membutuhkan pertolongan, maka kamu akan ditolong Allah ta'ala.


Rasulullah ta'ala bersabda: "Allah ta'ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sesamanya."

Beliau juga bersabda: "Barang siapa menolong saudaranya yang membutuhkan maka Allah ta'ala akan menolongnya." (HR. Muslim).

Jadilah engkau orang yang mempermudah kesulitan orang lain.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta'ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda: "Terdapatpada umat sebelummu seorang pedagang yang sering memberi pinjamankepada orang lain, jika dia melihat si peminjam dalam kesulitan diaberkata kepada anak-anaknya: 'Maafkan dia (jangan ditagih hutangnya)mudah-mudahan Allah ta'ala mengampuni kita', maka Allah ta'ala punmengampuninya." (HR. Bukhari).

Berlemah-lembutlah terhadap hamba Allah ta'ala maka kamu akan termasuk orang yang didoakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.


"YaAllah, barang siapa yang berlemah-lembut terhadap umatku makaberlemah-lembutlah terhadapnya, dan barang siapa yang mempersulitumatku maka persulitlah ia." (HR. Ahmad).

Beliau juga bersabda: "SesungguhnyaAllah ta'ala adalah Dzat yang maha lemah lembut mencintai kelembutandan memberi pada kelembutan suatu kebaikan yang tidak pernah diberikanpada kekerasan." (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda: "Barang siapa yang tidak memiliki kelembutan maka ia kehilangan suatu kebaikan." (HR. Muslim).

Tutupilah kejelekan (aib) orang lain maka Allah ta'ala akan menutupi kejelekan (aib) mu.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang menutupi kejelekan (aib) seorang muslim maka Allah ta'ala akan menutupi kejelekan (aib) nya." (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda: "Barang siapa yang menutupi aurat (aib) saudaranya (muslim) maka Allah ta'ala akan menutupi aurat (aib) nya pada hari kiamat." (HR. Ibnu Majah).

Pandanglah sedikit kesalahan saudaramu, maka Allah ta'ala akan memandang sedikit pula kesalahan mu.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang memandang sedikit kesalahan seorang muslim maka Allah ta'ala akan memandang sedikit kesalahannya." (HR. Abu Dawud).

Berilah makan faqir miskin, maka Allah ta'ala akan memberimu makan pula.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapasaja di antara orang mukmin yang memberi makan mukmin yang lapar, makaAllah ta'ala akan memberinya makan dari buah-buahan Surga." (HR. Tirmidzi).

Berilah minum orang yang kehausan, maka Allah ta'ala akan memberimu minum pula.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapasaja di antara orang mukmin yang memberi minum mukmin lainnya yangkehausan, maka Allah ta'ala akan memberinya minum pada hari kiamat darikhamar murni yang dilak (tempatnya)." (HR. Tirmidzi).

Berilah pakaian kepada kaum muslimin maka Allah ta'ala akan memberimu pakaian.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapasaja di antara orang mukmin yang memberi pakaian orang yang telanjangmaka Allah ta'ala akan memberinya pakaian hijau dari surga." (HR. Tirmidzi).

Muamalah(hubungan) Allah ta'ala terhadapmu sebagaimana hubunganmu terhadaphamba-Nya, maka pilihlah muamalah yang kau sukai yang mana Allah ta'alaakan me-muamalahimu dengannya, dan pergaulilah hamba-hamba-Nya dengan(pilihanmu) itu maka kamu akan mendapat ganjarannya.

Jauhilah menyakiti sesama (Jika kamu melakukannya) maka Allah ta'ala akan menyiksamu.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah ta'ala akan menyiksa orang-orang yang menyakiti manusia." (HR. Muslim).

Allah shallallahu 'alaihi wa sallam berfirman: "Dan(ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) danpengikut-pengikutnya mereka menimpa kepadamu siksaan yangseberat-beratnya." (QS. al-Baqarah: 49).

"Dan pada hari terjadinya kiamat dikatakan kepada malaikat, 'masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat pedih." (QS. Ghofir: 46).

Jauhilahmenyusahkan hamba-hamba Allah ta'ala (Jika kamu melakukannya), makaengkau akan terkena doa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "YaAllah, barang siapa yang mengurus perkara umatku lalu mempersulitmereka maka persulitlah dia dan barang siapa yang mempermudah merekamaka permudahkanlah dia." (HR. Muslim).

Janganlah engkau mencari-cari kesalahan kaum muslimin.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa mencari kesalahan seorang muslim, maka Allahta'ala akan senantiasa mencari kesalahannya pula, sehingga akan terbukakesalahannya meskipun (tersembunyi) di dalam mulut unta (kendaraan)nya." (HR. Tirmidzi).

Beliau juga bersabda: "Barang siapa yang membuka aib saudaranya maka Allah ta'ala akan membuka aibnya sampai diperlihatkan kepada keluarganya." (HR. Ibnu Majah).

Janganlah engkau berhati batu (tidak punya belas kasihan).


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang tidak menaruh belas kasihan terhadap sesamanya, maka Allah ta'ala tidak akan mengasihinya." (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda: "Tidaklah dicabut rasa belas kasihan itu kecuali dari hati orang-orang yang celaka." (HR. Tirmidzi).

Apapun muamalah yang engkau suguhkan terhadap manusia, maka kamu akan mendapatkan balasan yang sama di sisi Allah ta'ala.


IbnulQoyyim berkata: "Sesungguhnya Allah ta'ala adalah Dzat yang Maha mulia,mencintai yang mulia dari hamba-hamba-Nya. Dia adalah Dzat yang MahaMengetahui, mencintai orang-orang yang berilmu. Dia adalah Dzat yangMaha Kuasa, mencintai yang gagah berani. Dia adalah Dzat yang MahaIndah, mencintai keindahan. Dia adalah Dzat yang Maha Pengasih,mencintai orang yang pengasih. Dia adalah Dzat yang Maha Menutupi,mencintai orang yang menutupi aib hamba-hamba-Nya. Maha Pemaaf,mencintai yang memaafkan hamba-hamba-Nya. Maha Pengampun, mencintaiyang suka mengampuni hamba-Nya. Maha lemah lembut, mencintai yang lemahlembut dari hamba-hamba-Nya serta membenci yang keras perangainya. Diaadalah Dzat yang Maha Penyantun, mencintai sifat penyantun. Dzat yangMelimpahkan kebaikan, mencintai perbuatan baik serta pelakunya. Dzatyang Maha Adil, mencintai keadilan. Dzat yang Menerima uzur, mencintaiorang yang menerima uzur hamba-hamba-Nya. membalas hamba sesuai denganada atau tidak adanya sifat-sifat tersebut pada diri seorang hamba...maka (sesungguhnya) muamalah Allah ta'ala terhadap hambanya sesuaidengan muamalah hamba terhadap sesamanya... berbuatlah semaumu makaAllah ta'ala akan membalasmu sesuai dengan perbuatanmu terhadap-Nya danterhadap hamba-hamba-Nya.

Maka hendaklah engkau senantiasa memberikan manfaat kepada hamba-hamba Allah ta'ala.


Sebagaimana yangtelah disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Barang siapa yang mampu memberikan kemanfaatan kepada saudaranya hendaklah ia lakukan." (HR. Muslim).

Berbuat baiklah terhadap mereka, karena sesungguhnya Allah ta'ala mencintai hamba yang berbuat baik.

Jadilah engkau orang yang senantiasa mempermudah urusan hamba Allah ta'ala serta berlemah-lembut terhadap mereka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Diharamkan masuk Neraka setiap orang yang pemudah, lemah lembut, dekat dengan manusia." (HR. Ahmad).

Maafkanlahmereka, mudah-mudahan Allah ta'ala mengampuni dosa-dosamu, sesungguhnyaAllah ta'ala tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuatbaik.

Oleh: Syaikh Abdul Qoyyim As-Suhaibani
Alih Bahasa: Ustadz Nur Kholis Kurdian, Lc.